Title : [DRABBLE] Lovely Jealous
Main Cast : Oh Sehun, saya, Oc
Genre : Romance, sweet(?)
Author : @Afifaach
***
“Jadi, ada apa, babe?” kata Oh Sehun, cuek.
Oh Sehun. Nama seorang laki-laki yang sangat aku benci dan yang sangat aku cinta. Sekarang, kami sedang berada di kedai bubble tea favorit Sehun. Aku membencinya. Lihat? Dia tampak sangat cuek sambil terus menyesap minuman berbahan dasar susu dengan mutiara tapioka itu dengan santai. Tak memikirkan sedikit pun aku—yang notabenenya adalah kekasihnya—tersiksa selama berminggu-minggu merindukan dirinya. Bahkan dia tidak menelfonku hanya untuk sekedar menanyakan apa kabarku. Dia-sama-sekali-tidak-menelfonku. I hate him so much.
“I hate you. So much I really do.” Jawabku sambil lalu. Tak lupa memasang wajah yang tak kalah cuek dengan wajahnya itu.
Sedetik kemudian aku kembali mengaduk-ngaduk karamel es krim ku dengan tidak nafsu. Bayangkan saja. Aku menanti seorang Oh Sehun dengan sabar selama berminggu-minggu. Mencoba mengerti jadwalnya sebagai seorang personil band terkenal di Korea Selatan, bahkan di dunia. Aku menantikan kepulangannya dari keliling dunia untuk melakukan tour. Aku tetap sabar meskipun dia sama sekali tidak menelfonku selama berminggu-minggu.
Dan kemudian, dua hari yang lalu, aku menemukan foto dirinya dan seorang perempuan cantik sedang berduet diatas panggung. Kalau tidak salah nama perempuan itu adalah BoA. Perempuan dengan bakat menari luar biasa yang berada dibawah naungan agensi yang sama dengan Sehun.
Perempuan itu juga mempunya tubuh yang sempurna. Oke. Aku tidak akan sebenci ini kepada Sehun hanya karena dia berduet dengan perempuan-cantik- berbakat-dan-juga-mempunyai-tubuh-yang-sempurna. Aku tidak masalah dengan itu. Karena mau bagaimanapun, aku mengerti pekerjaan Sehun.
Tapi yang membuatku enek setengah mati adalah karena mereka menari dengan posisi terlalu dekat. Dan Sehun sempat memegang kedua pipi perempuan-cantik- berbakat-dan-juga-mempunyai-tubuh-yang-sempurna itu dengan kedua tangannya. Oh ayolah.
“Bilang saja kau cemburu, iyakan?” Balas Sehun.
Aku semakin membencinya.
Kutatap Sehun dengan tatapan paling tajam yang aku punya. Karamel es krim yang berada di hadapanku sudah tidak menarik lagi. Sekarang aku akan meluapkan emosiku dulu kepada Sehun. Maafkan aku karamel es krim.
Sehun malah terkekeh melihat tatapan-paling-tajam yang aku punya itu.
“Oke—oke. Jadi, sekarang apa lagi yang membuatmu seperti ini?”
Jika aku akan meluapkan emosiku kepadanya, maka inilah saat yang tepat.
“Aku menantimu selama berminggu-minggu. Setiap hari, aku menunggu handphoneku berdering. Aku menantikan telfon darimu. Aku menantikan kau selesai dengan urusan tourmu bersama bandmu itu. Aku menantimu, Oh Sehun.”
Sehun tetap mendengarkanku dengan seksama. Maka aku melanjutkan pembicaraanku lagi.
“Tapi, bahkan kau sama sekali tidak menelfonku. Meskipun hanya sekedar menanyakan kabarku saja tidak. Aku kesal, kau tau. Aku membencimu.” Kataku, lalu sedetik kemudian aku berhenti. Menanti bagaimana reaksinya setelah mendengarkan apa yang tadi aku bilang.
Sehun malah tersenyum kecil. Tubuhnya yang tadi bersender ke kursi, kini dia condongkan ke arahku. Tangannya bersidekap. Matanya mengisyaratkanku untuk lanjut berbicara—dia mengerti bahwa aku belum selesai.
“Dua hari yang lalu, aku menemukan foto dirimu—berduet dengan perempuan cantik. Perempuan itu juga mempunyai tubuh yang sempurna. Yahh—kau tau. Wajah kalian sangat dekat kala itu. Kau juga memegang pipinya bukan?”
Sehun akhirnya bersuara. “I got you, babe.” Sambil tersenyum, dia menaruh sejumput rambutku dan menyelipkannya di belakang telingaku.
Aku kaget, tentu.
Oh ayolah. Masa iya aku sudah tidak membencinya lagi hanya karena dia menyentuh rambutku.
Tidak. Aku sedang marah kepadanya. Aku harus memasang wajah kesal.
“Jangan kesal lagi, oke?” Katanya lagi sambil memegang pipiku.
Oke, aku mulai gila sekarang hanya karena sentuhan sentuhan kecil yang dia perbuat kepadaku.
Aku harus mengendalikan diriku.
“Jangan kesal, katamu?” aku mendengus. “Berminggu-minggu tanpa kabar darimu. Lalu setelah itu tiba-tiba boom! Aku menemukan fotomu dan seorang perempuan cantik sedang berduet diatas panggung lalu wajah kalian berdekatan lalu kau memegang pipinya lalu koreografi tariannya mengharuskan wajahmu dan wajahnya berdekatan lalu sekarang kau memintaku untuk jangan kesal?!” alisku bertaut. Aku kesal sekali harus mengingat lagi foto Sehun memegang pipi perempuan teman duetnya itu. “I hate you, Oh Sehun. I hate you.”
Lalu tiba-tiba saja diluar prediksiku, Sehun menaupkan kedua telapak tangannya itu di kedua pipiku.
“Aku memegang pipinya? Begini maksudmu?” katanya tiba-tiba.
Lalu dia tersenyum.
Manis sekali.
“Seriously, Oh Sehun. Singkirkan tanganmu dari wajahku!” jawabku salah tingkah. Aku menepis tangannya yang memegang kedua pipiku.
Sehun malah terkekeh. Lalu dia berkata “Jadi menurutmu, aku sangat mesra di atas panggung bersama BoA?”
Aku tidak menjawab. Aku lipat kedua tanganku di depan dada sambil terus cemberut.
“Kau tau kenapa aku bisa begitu menjiwai walau hanya sekedar duet?”
Aku tetap diam.
“Kau tau kenapa aku bisa terlihat begitu seperti mencintai teman duetku diatas panggung?”
Aku masih diam.
“Karena,” Sehun mendekatkan wajahnya ke wajahku.
“Karena saat itu, yang ada di otakku hanya wajahmu. Bahkan yang ada difikiranku pada saat di atas panggung adalah dirimu.” Katanya tulus.
“Karena, aku merindukanmu. Sangat.” Lanjutnya lagi.
“I love you. I love you so much. So much really I do.”
Sedetik kemudian dia tersenyum. Mata kami bertemu.
Lalu inilah momen yang sangat aku suka. Ketika kata tak lagi bermakna, maka mata kami yang akan saling membangun komunikasi yang hanya aku dan Sehun yang mengerti.
Aku balas tersenyum. Kemudian aku menghaburkan diriku ke pelukannya. Meleburkan rindu berminggu-minggu yang aku tahan. Melupakan bahwa belum sepuluh menit yang lalu aku membencinya.
“I love you so much, too. So much I really do.”
*****
Sebenernya ini fanfic udah lama bgt waktu pas lagi Sehun duet sama BoA ituloooooh yang BoA-nya seksi bgt hiks kenapa kamu keren bgt sih kaka BoA(?) Serius ini absurd bgt ya begitulah dan pendek juga wkwk.
Yah, begitulahya fanfic yang aku buat. Absurd, gaje, endingnya ga keren. Thank you for waste ur time to read this absurd fanfics. Gomawo. Jangan lupa komentar ya :’) Walau cumn sekedar ‘Yah ffnya gaje banget’ juga itu aku hargain loh serius :’)