LOVE MEMORIES VERSION 1 (PART 3)


lovememoriesver1

 

Tittle                : Love Memories Version 1 (Part 3)

Author             : whirlwindseu

Main Cast        : Krystal Jung, Do Kyungsoo, Wu Yi Fan

Other Cast       : Sulli,Seohyun,and others

Genre              : Romance,Angst,Sad

Length             : chapter,version

Disclaimer       : FF ini murni dari ide saya. Atau lebih tepatnya mungkin kisah nyata (?) *abaikan

Jadi, kalau ada yang nemu atau lihat atau baca ff ini dengan nama author SELAIN WHIRLWINDSEU, silahkan lapor dengan cara meninggalkan comment di postingan ini. Buat yang BACA JUGA HARUS COMMENT ya ^^ tinggalkanlah jejak agar tidak tersesat dan tak tahu arah jalan pulang (?) *abaikan

Sebelumnya maaf banget atas keterlambatan nge update ff nya :v laptop sama pikiran author juga koneksi wifi lagi bermasalah soalnya…karena chap 2 nya ada yang bilang pendek, chap 3 ini author bikin rada panjang….author capek pas udah nulis chap 3 sekitar 5 atau 6 page gitu tiba2 laptopnya nge hang dan gabisa diapa2in selain reboot. Padahal document nya belum author save. Walhasil author ngulangin chap 3 nya dari awal lagi T.T  hikss~~~  #authorcurhat  *abaikan

Wkwkwk yaudah langsung baca aja ya ^^

 

Note = tulisan garis miring berarti flashback

 

Happy reading ^^

 

.

Krystal menyapukan sepuluh jarinya pada buih-buih air di pantai. Geli dirasakannya saat buih-buih itu menggelitik jarinya. Hari semakin senja, air lautpun semakin pasang. Bahkan sang matahari pun sudah tak kuasa menampakkan wujudnya secara utuh. Separuh darinya terpotong cakrawala. Namun gadis itu malah mengarahkan kedua kakinya bergerak menjauhi bibir pantai, tempat dimana Kris masih setia memandangi punggung gadis itu.

Senja pun mulai menghilang, langit berangsur petang. Malam sudah tiba. Kini matahari tertelan cakrawala seutuhnya. Tiada lagi sinar yang menyinari pantai ini. Sepertinya Krystal tidak perduli, karena gadis itu malah berjalan semakin menjauh. Permukaan laut pun sudah mencapai sebatas lututnya. Dia mengenakan celana denim di atas paha sehingga tidak perlu khawatir pakaiannya basah.

Kris? Dia tidak beranjak kemanapun. Masih setia duduk di pinggir pantai sambil memandang punggung Krystal yang semakin menjauhinya seolah itu adalah pemandangan yang menyegarkan mata. Kris mendongakkan kepalanya menatap langit malam. Bulan mulai menampakan diri menggantikan sang mentari. Kris pun mengedarkan pandangannya pada pantai yang luas,terutama Krystal.

Kris terbelalak ketika menyadari Krystal sudah begitu jauh. Bahkan Kris berani bertaruh, beberapa langkah lagi Krystal berjalan, permukaan laut akan menenggelamkan separuh badannya. Atau,jika ada ombak sedang yang menghempas gadis itu,makanya tamatlah ia.

Kris bangkit dari duduknya dan meneriakkan nama Krystal, memanggil gadis itu. Krystal jelas mendengar karena suara Kris yang berat begitu lantang. Namun sepertinya gadis itu terlalu jatuh cinta pada air laut sehingga panggilan Kris diacuhkannya begitu saja. Kris tidak menyerah. Kali ini dia berteriak lagi,lebih keras. Krystal hanya menolehkan kepalanya ke belakang dengan pandangan masih ke arah laut di depannya.

Ombak besar mulai terlihat seiring pasang semakin naik. Kris khawatir dan kesabarannya sudah habis. Dengan mengorbakan celana jeans dan sepatunya, Kris menerjang air laut menghampiri Krystal yang sudah memposisikan dirinya di lokasi rawan. Ketika sudah dekat,diraihnya tangan gadis itu dan diseretnya kembali ke bibir pantai.

“YA!! Neo paboya?!” bentak Kris pada Krystal yang tertunduk.

“Dimana alas kakimu?” tanya Kris dengan intonasi yang lebih halus.

“Entahlah. Mungkin tersapu ombak.” Jawab Krystal lirih, membuat Kris merasa frustasi dan mengerang kesal.

“Kenapa kau terus berjalan menjauhi pantai? Bagaimana jika kau tergulung ombak? EO?!” bentak Kris lagi. Krystal memusatkan pandangannya pada Kris.

“Mwo? Kau membentakku?” tanya Krystal dengan nada mengejek.

“Tentu saja. Kau kira siapa yang tidak khawatir dengan yeoja yang terlihat seperti ingin bunuh diri di pantai?”

“Dangshin nuguya? Kau punya hak apa membentakku?” tanya Krystal lagi dengan nada menusuk. “KAU BAHKAN TIDAK TAHU MENGAPA AKU BISA BERADA DISINI!!” lanjutnya lebih membentak.

Kris pun terdiam. Sejujurnya dia juga tidak tahu pasti mengapa gadis ini bisa berada di pantai sepi seorang diri. Kris hanya ingin memantau cottage milik orang tuanya yang didirikan di sekitar pantai ini. Dan dia melihat seperti sosok seorang gadis yang pernah dilihatnya, lalu dia memutuskan mendekatinya dan ternyata ialah Krystal.

“Dwaesseo,kita pulang saja. Kajja.” Ajak Kris sambil menarik tangan Krystal.

“Shireoyo!”

“Waeyo? Ini sudah malam,pabo yeoja. Orangtuamu bisa memarahimu.”

“Andwae. Pokoknya aku belum mau pulang.” Krystal bersikeras seraya menarik paksa tangannya dari genggaman Kris.

Merasa yeoja dihadapannya ini sangat keras kepala dan tak ada gunanya lagi untuk adu mulut, Kris dengan paksa menggendong Krystal di punggungnya dan berjalan menuju tempat dimana mobilnya terparkir.

“YAA!!!! TURUNKAN AKU!!!” teriak Krystal meronta. Namun seberapa keras ia mencoba melepaskan diri tetap saja tenaga Kris lebih kuat untuk menahannya. Akhirnya Krystal pasrah.

.

.

Krystal mengira mereka telah sampai di depan rumahnya. Ternyata dia salah. Mobil Kris berhenti di depan sebuah toko.

“Tunggu sebentar saja disini. Jangan mencoba kabur.” Kata Kris pada Krystal dan hanya ditanggapi lengosan dari gadis itu.

 

 

KRYSTAL POV

 

Huft, mengapa aku bisa dengan mudahnya menumpang Kris untuk pulang? Aku bahkan belum mengenalnya dengan dekat. Meski duduk sebangku, intensitasku berkomunikasi dengannya sangat sangat jarang. Mungkin dalam seminggu ini aku hanya berbicara padanya dua atau tiga kali. Aku tidak tahu mengapa. Aku juga tidak memiliki alasan untuk membencinya.

Aku lebih tidak mengerti bagaimana aku bisa bertemu Kris di tempat yang tidak biasanya aku berjumpa dengan orang lain –pantai itu tidak terbuka untuk umum jadi aku selalu sendiri. Aku merasakan dingin di kakiku yang tanpa alas. Aku bahkan tidak sadar kapan dan mengapa sepatuku tadi bisa hanyut terbawa ombak.

Sepanjang perjalanan aku hanya melamun sambil memandang keluar jendela,namun pandanganku tetap tidak fokus. Aku bahkan tidak memikirkan apakah aku akan pulang dengan selamat bersama Kris atau tidak. Baru saja aku hendak berpikiran yang macam-macam, tiba-tiba

“Tunggu sebentar saja disini. Jangan mencoba kabur.”

Aku hanya melengos antara tidak peduli,pasrah,dan kesal. Memang yeoja mana yang dengan senang hati kabur dari tumpangan malam-malam begini? Tanpa alas kaki pula. Aku melihat namja itu memasuki sebuah toko dan ketika dia menghilang dari pandanganku, aku mengalihkan pandangan.

Iseng-iseng aku menengok ke jok belakang dan menemukan ponselnya tergeletak begitu saja. Setelah memastikan bahwa namja itu belum kembali, aku menyalakan ponselnya yang kebetulan tidak diberi password atau apapun.

Awalnya aku tidak minat menjelajah isi ponsel Kris tetapi karena rasa bosan yang mendera akhirnya aku mulai membuka inbox nya. Sesaat kemudian aku menyesalinya karena isi pesannya ia tulis dengan menggunakan aksara china yang sangat tidak aku mengerti.

Kemudian aku mulai membuka gallery nya. Mungkin ini melanggar privasi, tapi biarlah daripada aku mati bosan menunggu namja itu. Foto pertama yang aku lihat adalah foto Kris sedang mendribble bola basket di lapangan –yang mungkin –sekolahnya. Beberapa foto berikutnya adalah teman-temannya. Aku berhenti sejenak melihat foto selanjutnya. Foto itu adalah foto gedung sekolahnya dari depan.

“Kyungsoo, kau sedang belajar di sekolah ini kan? Sekolah yang bagus.” Gumamku tanpa didengar siapapun. Bahkan mungkin ponsel yang sedang kupegangpun enggan mendengarkan.

Aku terus melihat isi gallery nya hingga aku berhenti lagi pada foto yang berisi Kris sedang berpose lucu di Namsan Tower. Nampak Kris belum sedewasa sekarang. Mungkin saat itu usianya masih 11 atau 12 tahun. Difoto itu ada tulisan kecil ‘I was there for 6 years.’

“Oh,jadi dia pernah tinggal di Korea. Pantas saja bahasa Korea nya lancar tanpa cacat.” Gumamku sendiri.

Aku hendak menelisik ponselnya lebih dalam lagi ketika aku menyadari Kris sudah ingin membuka pintu mobil. Aku buru-buru melemparkan ponsel itu kembali ke jok belakang. Aku tidak ingin mati menahan malu karena ketahuan sedang membuka-buka ponsel namja itu tanpa izin.

Ketika Kris duduk di jok pengemudi, ia menyerahkan sesuatu padaku. Enggan aku menerimanya tetapi akhirnya sesuatu itu sampai di tanganku juga.

“Apa ini?” tanyaku bingung. Kemudian aku membukanya dan mendapati sepasang sandal di dalamnya. “Sandal?”

“Yah,anggap saja itu ganti rugiku.” Kata Kris sambil menyalakan mesin mobil.

“Ganti rugi apa?”

“Ganti rugi yah…karena di pantai tadi aku hanya memperhatikanmu saja. Tidak dengan sandalmu sehingga aku tidak menyadari sandalmu hanyut terbawa ombak.” Jawab Kris enteng sambil menjalankan mobil perlahan.

“Bukan salahmu. Itu alasan aneh. Lagipula aku kan bisa membeli sendiri.”

“Tidak seaneh dirimu,pabo yeoja. Sudahlah pakai saja atau kakimu bisa kedinginan.”

Setelah itu Kris hanya fokus ke jalanan dan aku sibuk berkelana di pikiranku. Saat Kris mengatakan ‘aku hanya memperhatikanmu saja’ entah mengapa sesuatu seperti sedang menggelitik perutku. Berdebar-debar dan senang,itulah yang kurasakan. Aku sadar aku tersipu dan sangat yakin wajahku memerah sekarang. Aku mulai gila karena aku tersenyum sendiri meskipun hanya senyum tipis. Aku kira tidak ada yang menyadarinya namun ternyata aku salah.

“Neo micheosseo? Tersenyum sendiri seperti itu. Menakutkan.” Celetuk Kris yang langsung membuatku berekspresi datar.

“A..aniya…”

“Ah,jalanan menuju kota sedikit macet. Aku yakin di kota nanti pasti sangat macet. Mungkin kau akan sampai di rumah sangat larut. Kalau kau mengantuk, tidur saja. Biar kubangunkan nanti.” Kata Kris sambil tersenyum kecil.

“Baiklah…jangan macam-macam ya!” jawabku dengan sedikit niat bercanda.

“YAA!! Kau kira aku ini namja macam apa eoh??” omel Kris.

Namun aku tak mendengarkannya karena aku segera memejamkan mata. Aku benar-benar mengantuk.

.

.

.

Aku merasa seperti sedang berjalan,namun mengapa kakiku tidak menapak di tanah? Ketika aku membuka mata aku mendapati Kris sedang menggendongku di punggungnya.

“Kris,turunkan aku!” perintahku segera sambil mengucek mata.

“Ah sudah bangun?” kata Kris sambil menurunkanku perlahan.

“Terimakasih Kris. Pulanglah ini sudah larut.”

“Kau juga cepatlah masuk dan tidur. Atau perlu aku menggendongmu sampai kamarmu?” tanya Kris dengan smirk di wajahnya.

“TIDAK. TERIMA KASIH.”

Aku pun masuk ke rumahku dan membiarkan mobil Kris berjalan menjauhi rumahku.

.

.

.

AUTHOR POV

 

3 hari berikutnya Krystal datang ke sekolahnya sedikit berbeda. Senyum manis selalu tersungging di bibirnya. Hal ini juga disadari oleh kedua sahabatnya, Seohyun dan Sulli.

“Sulli-ya..”

“Wae?”

“Ada apa dengan dia?” tanya Seohyun pada Sulli yang sibuk mencatat materi yang sedang diterangkan oleh Kwon seosaengnim.

“Krystal?” tanya Sulli balik,kemudian yeoja itu mengentikan aktivitasnya dan menoleh pada Seohyun dan Krystal bergantian.

Di mejanya,Krystal dan Kris terlihat sama saja seperti sebelumnya. Saling mengabaikan,saling mengacuhkan,saling tidak mempedulikan. Bahkan ketika Seohyun dan Sulli melihat Kris yang –tumben –bertanya sesuatu pada Krystal, gadis itu tidak menghiraukannya.

“Selama ini Krystal selalu murung. Apa yang membuatnya ceria akhir-akhir ini?” tanya Seohyun –entah pada siapa –sambil melemparkan tatapan curiga pada Kris.

“Kenapa malah bingung,Seo? Bukankah harusnya kita senang karena uri lovely Krystal kembali ceria?”

“Arraseo,tapi apa yang membuatnya menjadi begitu? Seingatku kita tidak berbuat apapun padanya.”

Sulli terdiam sebentar. Kalau dipikir-pikir mereka memang selalu berusaha mengembalikan Krystal yang ceria. Namun usaha mereka selalu gagal. Apakah usaha mereka mulai berhasil? Tapi mengapa tiba-tiba?

“Benar juga…dia kenapa sih?” tanya Sulli sambil menatap Krystal yang sedang mencatat.

“Apakah karena namja baru itu –Kris?” celetuk Seohyun, berhasil membuat Sulli seketika mengalihkan padangannya pada Seohyun sambil melotot.

“Tapi Krystal kan………………”

“Aku tahu,Sulli.”

“Mungkinkah dia……………………..” gumam Sulli sambil memandang dengan lekat kedua manusia dingin yang duduk sebangku itu.

“Apa? Apa?” tanya Seohyun dengan nada penasaran tingkat tinggi.

“Mungkinkah dia gila?” tanya Sulli.

“Andwae! Pasti ada sesuatu.”

Sulli terdiam sejenak. Kemudian menjawab “Mungkin dia tidak ingin larut dalam kesedihan. Dia merindukan dirinya yang dulu.”

“Kalau itu benar,aku sangat senang mendengarnya.” Timpal Seohyun.

“Nado.”

.

.

.

.

2 bulan berlalu. Mungkin kalian berpikir selama 2 bulan ini Krystal dan Kris semakin akrab. Namun kenyataannya tidak. Mereka berdua biasa saja sama seperti sebelumnya. Akhirnya Krystal memutuskan bahwa rasa ‘tertarik’ nya pada Kris adalah perasaan sesaat semata. Dia tidak benar-benar menyukai namja itu. Dihatinya hanya ada Kyungsoo. Dia mencintai Kyungsoo,merindukan Kyungsoo,dan menginginkan Kyungsoo. Bukan yang lain.

.

.

“Seni lukis kali ini kalian gambarlah salah satu objek yang ada di sekolah kita. Setiap anak dilarang sama,jadi pastikan kalian mencari objek sendiri,bukan dengan teman.” perintah Kang seosaengnim.

Krystal dan murid sekelasnya pun segera berpencar ke seluruh penjuru sekolah menjadi objek untuk digambar yang unik dan tentunya belum digambar oleh yang lain. Krystal memutuskan ke halaman belakang sekolah yang terdapat sebuah taman. Krystal tahu,tempat itu sepi jadi mungkin dia bisa menggambar objek yang ada disitu.

Krystal melihat semak-semak yang sangat lebat dan tinggi. Bahkan jika ada orang bersembunyi disitu dia tidak akan terlihat. Di antara semak itu ada beberapa kuntum bunga yang tumbuh menyempil di semak itu sehingga terlihat seperti dinding hijau yang ditempeli bunga-bunga. Di belakang semak itu terdapat pula pohon sakura yang sudah tidak berbunga,meskipun musim semi.

‘Indah sekali. Tapi pohon sakura itu mengganggu pemandangan.’ Kata Krystal dalam hati.

Krystal memutuskan untuk menggambar semak itu –tanpa menggambar sakura di belakangnya. Sekitar 10 menit berlalu ketika Krystal merasa pundaknya ditepuk seseorang.

“Kris? Mwohae?”

“Aniya. Aku hanya ingin mencari objek yang ingin digambar.”

“Oh,begitu.”

“Tadinya aku ingin menggambar semak berbunga ini. Ternyata kau sudah menggambarnya lebih dulu. Tidak jadi deh.”

“Geurae? Maaf kalau begitu. Kau bisa menggambar sakura mati itu jika kau mau,Kris.”

“Ah nanti sajalah. Lagipula waktu menggambar masih lama.”

Krystal tidak menghiraukan ucapan Kris yang terakhir. Yeoja itu sibuk menyempurnakan karyanya. Bahkan dia tidak menyadari bahwa Kris –yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya itu –memperhatikanya.

“Kryst, do you falling in love?”

Krystal tertegun mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Kris. Falling in love? Of course she does! Krystal jatuh cinta pada Kyungsoo. Tapi mengapa Kris menanyakannya? Krystal merasa ada yang aneh pada Kris. Apa dia jatuh cinta pada salah satu yeoja di sekolah ini?

“Yes, I do….why?”

“Bagaimana jika kau mencintai seseorang,tetapi orang yang kau cintai itu mencintai orang lain,dan orang lain itu jauh dari orang yang kau cintai?” tanya Kris lagi.

“Eum….kalau aku…sebagai wujud cintaku mungkin aku akan menjaga orang yang kucintai itu.” Jawab Krystal dengan kegugupan luar biasa.

Keheningan pun menyelimuti dua insan itu. Sampai akhirnya Kris memecah keheningan itu.

“Saranghae,Kryst…………”

“MWOOO???”

Kris menyatakan perasaannya yang sudah lama ia pendam. Hatinya merasa lega, meski bercampur sedikit takut dan gugup. Kris sibuk memikirkan apa yang ingin diungkapkannya lagi. Sedangkan Krystal sibuk mencerna pernyataan Kris.

Tanpa mereka sadari, dibalik semak berbunga –tepatnya di bawah pohon sakura –seseorang mendengarkan percakapan mereka sejak awal. Orang itu…..

“Jadi,seperti ini perasaan dia selama ini.”

Seohyun bergumam pada dirinya sendiri.

 

 

~TO BE CONTINUED~

2 thoughts on “LOVE MEMORIES VERSION 1 (PART 3)

Leave a Reply! Berikan Komentar, Kritik, Saran!