Urideuri Love Story


FF Cover Eunjung Yunho_副本

Tittle : Urideuri Love Story

Author : Nintiyas

Main Cast :

Ham Eunjung       as Herself

Yunho TVXQ      as Himself

Support Cast :  Lee Qri  as Stranger Woman

Rating : PG-13

Length  : Oneshoot

Genre : Romance, Fantasy, Comedy

Disclaimer : Semua yang terkandung dalam FF ini adalah murni ide dari author. PLAGIATOR? GO AWAY JUSEYO ^^ TAKE IT WITH FULL CREDIT.

Annyeong ^^ kenalan dulu dong sama Author baru di WP ini ~lol… Yup, karena Nin adalah Queens, maka dari itu Nin pake main castnya Eunjung T-ara ._.v semoga cocok buat para reader disini ❤ xD.

At least, HAPPY READING ^^ /bow/

———-Urideuri Love Story———-

~ Gwangju 9 Oktober  ~

Author’s Pov

Cuaca sangat cerah, angin berhembus lembut menerpa wajah gadis yang sedari tadi semangat mengayuh sepedanya. Walaupun baru pukul tujuh pagi, namun jalan raya Gwangju sudah sangat ramai bahkan bisa dikatakan terjadi kemacetan dijalan itu. Wajah gadis yang sedari awal memancarkan semangat pagi kini berubah menjadi kekhawatiran, dalam benaknya kini dia hanya ingin sampai di Universitas Gwangju secepatnya.

Aigoo… Kenapa datang diwaktu yang tak tepat. Ish, aku tidak mau telat.. ANDWAE!!” ujarnya ditengah-tengah keramaian.

Akhirnya gadis itu lebih memilih putar balik dan mencari jalan pintas, setelah mengayuh sepeda untuk jarak yang lumayan jauh dari jalan raya Gwangju. Gadis itu menemukan sebuah jalan pintas menuju Universitas Gwangju, tanpa berpikir panjang gadis itu mengayuh sepedanya menyusuri jalan pintas yang cukup sepi itu. Saat melewati sebuah rumah yang sangat besar, entah kenapa ban sepedanya mengalami masalah. Dengan terpaksa gadis itu berhenti dan memeriksa masalah pada bannya.

Omona, waeyo? Aish… kenapa hari ini seolah kesialan datang bertubi-tubi menimpaku.” keluhnya sambil memeriksa bannya yang bermasalah.

Sedang serius memperbaiki kerusakan pada bannya, gadis itu baru menyadari bahwa dia berhenti disebuah rumah yang sangat besar. Awalnya dia acuh pada rumah itu, menurutnya itu hanyalah rumah. Namun, perhatiannya seketika tertuju pada rumah itu ketika ada suara wanita parubaya yang berteriak meminta tolong.

Chogyeo… Siapapun tolong aku! Kumohon….”

Semakin lama suara itu semakin jelas ditelinga gadis itu, sontak dia berlari menuju rumah itu meninggalkan sepedanya ditengah jalan yang sepi. Tanpa berpikir panjang gadis itu melompati pagar yang dikunci, dia tidak peduli pada anjing galak ataupun pada polisi yang mungkin akan menangkapnya karena tuduhan masuk rumah orang tanpa ijin. Suara itu semakin jelas dan terdengar semakin dekat, kini gadis itu sudah berada tepat didepan pintu rumah itu. Kesulitan melihat kedalam rumah melalui jendela akhirnya gadis itu mengetuk pintu rumah dengan perasaan sedikit takut.

Annyeong hasseyo! Apa ada orang dirumah? AjjhumanimAjjhusinim…”

Sama sekali tak ada jawaban, bahkan kini suara minta tolong itu seketika hilang. Kini yang terdengar hanya suara angin, kejadian itu benar-benar sukses membuat gadis itu ketakutan. Dengan secepat mungkin dia berlari meninggalkan rumah itu, lagi-lagi dia melompati pagar yang dikunci itu. Saat mendekati sepedanya gadis itu terkejut melihat sebuah bungkusan warna hitam ada diatas sepedanya, bahkan kini ban sepedanya pun sudah tidak bermasalah.

Omo, ige mwoya? Aish… benar-benar hari yang sial. Kenapa bisa ada orang yang meninggalkan bungkusan disepedaku.” gerutunya dalam hati

Dengan meberanikan diri gadis itu membuka bungkusan yang bertuliskan “ Untuk Jungie tersayang”

Tulisan itu semakin membuat gadis itu penasaran, karena namanya tertera pada bungkusan itu. Dengan hati-hati Eunjung membuka bungkusan itu.

“ Jungie? Mwo? Apa bungkusan ini untukku? Jjinja? ”

Ketika bungkusan telah terbuka, didalamnya ada sebuah surat yang berisi “Jungie sayang, kau tidak perlu takut. Aku adalah penolongmu, aku sudah tau kisah hidupmu yang sangat rumit dan memilukan. Terima kasih kau sudah mau menolongku. Sekarang aku bebas, dan sebagai imbalanya aku memberimu sebuah ponsel. Ini bukanlah ponsel sembarangan, ini adalah ponsel ajaib. Ponsel ini bisa mengabulkan semua keinginanmu. ”

Aish, dasar orang kurang kerjaan. Ajaib! Ponsel ajaib? Kyaa… kenapa tidak memberiku tongkat ajaib atau labu ajaib saja atau buku ajaib. Heh, bena-benar lelucon.” ucapnya dalam hati.

“NB : Oiya, sebetulnya aku ingin memberimu sebuah buku catatan ajaib. Tapi, maaf aku sudah kehabisan karena kau bukanlah klien pertamaku. Jadi, ponsel ajaib tidak masalah kan. Lagipula ini lebih canggih. Yang tersayang penolongmu yang cantik.” isi terakhir dari surat itu.

Eunjung benar-benar tidak percaya dengan semua isi surat itu, pikirnya itu hanya omong kosong. Namun, seakan sayang membuang ponsel itu akhirnya dia tetap menyimpan ponsel itu. Jarum jam sudah menunjukan pukul delapan lebih lima belas menit, Eunjung benar-benar tergesa-gesa mengayuh sepedanya dalam benaknya kini hanyalah sampai di Universitas dengan tepat waktu tanpa gangguan lain.

“Ya Tuhan, tolong aku. Hanya tersisa waktu 45 menit sebelum bel masuk berbunyi, apa yang harus aku lakukan. Tidak mungkin aku sampai dengan waktu 45 menit itu mustahil.” ujarnya dalam hati.

Seketika dia ingat dengan ponsel ajaibnya itu, walaupun kedengaran aneh tapi akhirnya dia mencoba ponsel ajaibnya itu. Akhirnya dia mengucapkan permintaan pertamanya ‘Aku harap waktu bisa berhenti untuk 45 menit saja’ Dan benar terjadi, waktu seketika berhenti angin berhenti berhembus, burung berhenti terbang dan menepel dilangit bagaikan lukisan dua dimensi, semua kendaraan, orang berjalan, semuanya berhenti. Eunjung tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia hanya mengedipkan mata dan membuka mulutnya sangat lebar. Seolah tersadar dari lamunannya, Eunjung segera mengayuh sepedanya dengan sangat cepat. Setelah 45 menit mengayuh sepeda akhirnya dia sampai di Universitas Gwangju.

Author’s Pov end

 

Eunjung’s Pov

Beruntung sekali aku sampai tepat waktu, aku masih tak percaya pada ponsel ajaib dan kejadian yang baru saja kulihat. Aku masih tertegun disebelah sepedaku sambil melihat ponsel ajaib itu dengan seksama.

YA!! Apa kau benar-benar ajaib? Jeongmal? Magis apa yang kau punya sampai bisa menghentikan waktu.”

Tidak ada jawaban dari ponsel ajaib itu, dalam benak aku berpikir “ Inikah yang disebut ponsel ajaib? Menjawab pertanyaanku saja tidak bisa. Ish.. dasar penipu ” .

Saat sedang asik mengerutu tiba-tiba pandangan Eunjung tertuju pada sesuatu, lebih tepatnya pada seseorang.

YA!! Yeoja.. apa kau tidak melihat tandanya? Ini adalah tempat parkir khusus untuk mobil” ucap seorang namja

Aku tertegun dengan muka yang sangat merah padam mendengar ucapan namja itu, bahkan aku tidak bisa berkata apapun karena merasa bersalah.

“Hey.. apa kau tuli? Yeoja aneh, pindahkan sepedamu sekarang juga?” ucapnya lagi, sekarang dengan nada yang sedikit membentak

Omona.. apa mulutmu tidak pernah dibersihkan? Kenapa ucapanmu sangat kasar pada seorang yeoja. Dan, oh iya.. kau panggil aku apa tadi? Yeoja? Bukankah ada panggilan yang lebih sopan, ‘AGASHI’. Sesulit itukah mengucapkan agashi?”

Ucapku yang sangat panjang lebar pada namja yang tak lain adalah salah satu anggota panahan di Universitas kami, namanya adalah Yunho tapi banyak yang memanggilnya U-know. Dia tidak menghiarukan ucapanku, bahkan Yunho pergi begitu saja hanya dengan berkata ‘pindahkan sepedamu sekarang juga, supaya temanku bisa memakirkan mobilku. Arrachi

Aku hanya bisa melempar lirikan tajam pada punggungnya saja, karena dia sudah berlalu dari hadapanku. Dengan perasaan masih kesal pada Yunho, aku memindahkan sepedaku dan bergegas memasuki kelas. Lagi-lagi aku bertemu dengan Yunho, bagaimana kami tidak bertemu lagi kalau kami satu kelas.

Aku hanya membuang muka saat melewati kursinya, dia pun juga tidak melihatku sama sekali. Guru biologi telah memasuki kelas, lima menit kemudian setelah guru itu memberi salam pelajaran dimulai.

———-Urideuri Love Story———-

 

Jarum jam sudah menunjukan pukul 12 siang, saat jam makan siang aku memtuskan untuk makan dikantin sekolah saja supaya lebih hemat. Beruntungnya aku saat itu ada bangku kosong dibawah pohon yang sangat sejuk, aku bergegas menuju bangku itu. Saat sudah sampai dibangku, terdegar suara namja yang sudah tidak asing ditelingaku. Benar, itu adalah suara Yunho.

YA!! Yeoja aneh, minggir sana. Ini tempatku, sebaiknya kau minggir.” Perintahnya

Mwo? Tempatmu? Mana buktinya huh? Tidak ada bukti, aku tidak akan pergi dari bangku kantin ini.” Ujarku kukuh

“Kau benar-benar yeoja menyebalkan yah. Sudah kubilang ini tempatku, apa kau tidak mengerti ucapan manusia? Apa harus menggunakan bahasa orang aneh huh?” balasnya ketus

YA!! Kau sungguh.. kyaaaa…”

Seketika emosiku memuncak, namun entah mengapa bukannya memukul atau balas memakinya. Aku justru duduk terdiam dan membenamkan kepalaku dikedua kakiku, tanpa kusadari butiran demi butiran terkumpul dan menggenangi pelupuk mataku. Aku tidak berani menatap wajah Yunho, bahkan aku tidak berani menunjukkan wajahku sekarang.

Eunjung’s Pov end

Yunho’s Pov

Jelas terlihat bahwa kini Eunjung sedang menangis, meskipun wajahnya dibenamkan dikedua kakinya yang berjongkok. Aku benar-benar merasa bersalah, sungguh bodoh sekali sikapku hingga membuat Eunjung menangis seperti itu. Aku hanya berani menenangkannya dengan suara yang lirih.

“Hey… Ulljimayo, aku hanya bergurau. Kau boleh memakai bangku ini kapanpun kau mau. Lebih baik aku pergi saja yah. Eunjung-ah hapus airmatamu.”

Aku langsung pergi meninggalkan Eunjung sendiri, aku tidak tahu sampai kapan dia akan seprti itu. Karena kejadiaan itu, aku jadi kehilangan nafsu makan. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kelas saja, daripada mengingat sikap bodohku Eunjung pada tadi.

Sungguh betapa terkejutnya aku ketika sampai dikelas, aku lihat Lim sudah berada dikelas. Saat itu aku beranikan diri untuk menyapanya, berharap perasaannya sudah tenang.

Annyeong yeoja aneh.. eh, Anyyeong agashi. Bagaimana keadaanmu? Apa kau sudah makan dikantin tadi?”

“Diam kau. Pura-pura saja tadi tidak terjadi apa-apa antara kita.”

“Memang tidak ada yang terjadi bukan? Apa kau berharap terjadi sesuatu?”

“Sudah kubilang diam, apa kau tuli?” seketika dia melirik tajam ke arahku.

Perhatianku tertuju pada matanya. Tawaku pecah, saat melihat matanya yang melirik tajam itu.

Ige mwoya? Apa kau benar-benar mempermainkanku? Aku, tidak sedang melucu. Babo!!” teriaknya padaku

“Itu.. dimatamu!” ucapku dengan masih tertawa, menunjuk ke arah matanya

“Apa.. Kenapa? Ada apa huh?” balasnya sambil makin melototkan matanya

Aku berjalan kearahnya, sambil mendekatkan wajahku pelan-pelan. Aku berbisik padanya ‘‘itu… dimatamu, euh.. bulu mata palsumu rusak’’

Yunho’s Pov end

Eunjung’s Pov

‘Itu… dimatamu, euh.. bulu mata palsumu rusak’ kata-kata itu berputaran dikepalu sejak dia mengucapkannya. Bahkan kini meskipun sudah berjam-jam yang lalu dia mengucapkan kata itu, tetap saja kata-kata itu berputaran dikepalaku.

Aku tidak bisa memejamkan mataku karena ulah Yunho hari ini, dia semakin membuat hariku sial. Aku benar-benar ingin memberinya pelajaran. Pandanganku tertuju pada ponsel ajaibku itu, dalam pikiranku saat ini adalah ‘Inilah saatnya memanfaatkan kekuatan ponsel itu’.

~ Gwangju 10 Oktober ~

Eunjung’s Pov

Seperti biasa aku berangkat menggunakan sepedaku menuju Universitas, saat itu jalanan Gwangju cukup sepi jadi perjalananku lancar-lancar saja. Bahkan aku sampai tepat waktu di Universitas yang kali ini tanpa bantuan ponsel ajaibku.

Tiba-tiba aku terkejut dengan suara yang akhir-kahir ini sering lewat ditelingaku.

Annyeong, bagaimana tidurmu agashi? Apa kau sudah sarapan? Oh iya, parkirkan saja sepedamu disebelah mobilku, tidak apa kok. Dan, ini bukan sindiran tapi ajakan yang sopan. Betul bukan?”

Ucapan itu membuatku langsung mengenyirtkan dahi, seperti tersambar petir melihat kelakuan Yunho yang sangat berbeda padaku hari ini. Dalam hati aku bertanya ‘Apakah kekuatan magis ponsel ajaibku sudah bekerja? Omo, DAEBAK. Sangat manjur dalam semalam’

YA!! Apa kau salah minum obat? Kenapa kau memanggilku agashi? Kenapa kau menyuruhku parkir disebelahmu? Dan, kenpa nada bicaramu sopan sekali?” jawabku sambil menyembunyikan seringaiku

Anniyo, bukankah agashi lebih sopan daripada aku memanggilmu yeoja aneh. Ini Universitas milik bersama bukan? Jadi, kurasa semua boleh parkir dimana saja. Arrachi?”

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya dia sudah menarik tanganku menuju kelas, ada apa denganku jantungku berdebar kencang saat Yunho menggandeng tanganku. Bahkan mukaku sekarang sangat merah seperti tomat rebus.

Aku tidak menyangka bahwa dia juga bisa bersikap lembut padaku, walaupun aku tahu bahwa itu semua karena ponsel ajaibku.

Eunjung’s Pov end

Author’ Pov

Hari demi hari dijalani Eunjung dengan kehadiran Yunho dihidupnya. Bahkan, banyak yang mengatakan jika mereka telah menjadi pasangan kekasih. Namun, Eunjung selalu membantah gosip itu. Hingga suatu ketika, Yunho memberanikan diri untuk mengajaknya kencan untuk pertama kalinya.

Eunjung mengiyai ajakan Yunho, bahkan dengan perasaan yang bahagia.

Sore telah berganti malam, Yunho telah bersiap untuk menjemput Eunjung. Sementara itu, Eunjung sangat bingung dengan perasaannya sendiri.

“Apa yang harus kulakukan jika Yunho menyatakan cinta padaku? Apa aku harus menerimanya? Tapi ini semua hanya sihir dari ponsel ajaib. Jika, aku menerimanya mungkinkah ini akan bertahan lama? Mungkinkah perasaan Yunho itu benar-benar nyata?” cemasnya dalam hati

Tepat pukul 7 Yunho datang, mereka berdua akhirnya untuk pertama kalinya setelah dua bulan dekat dan bersama. Melaksanakan kencan pertama mereka. Malam itu, Yunho benar-benar sangat menunjukan perasaan sayangnya pada Eunjung. Dia bahkan sempat mengatakan suatu kenyataan yang semakin membuat Eunjung bingung dengan ketulusan Yunho.

“Tahukah kau, 5 tahun lagi aku ingin menikah dan mempunyai anak kembar. Dan, aku berharap kau yang mendampingiku berjalan menuju pelataran, kau juga yang melahirkan anak kembar yang sangat lucu untukku.”

Kata-kata itu sontak membangunkannya dari mimpi, bahwa pasti itu semua tidak nyata. Bahwa pasti itu semua hanya salah satu magis dari ponsel ajaibnya

“Cukup sampai disini, aku harus mengakhiri ini semua. Kurasa sudah cukup aku memberi pelajaran pada Yunho untuk menghargaiku. Iya, aku harus mengakhirinya sebelum ada yang salah paham dan semakin jatuh dalam permainan magis ini.” Yakinnya dalam hati

Mereka sampai disebuah danau, disana lilin-lilin berwarna-warni sudah tertata rapi. Bahkan ditengah-tengah danau ada sepasang angsa yang sedang menikmati sinar bulan. Saat itu juga Eunjung berkaca-kaca karena merasa bersalah pada dirinya sendiri. Menurutnya dia sudah melangkah terlalu jauh dan sangat keterlaluan mempermainkan perasaan Yunho.

Author’ Pov end

Yunho’s Pov

Aku sengaja membawanya ke sebuah danau dekat Universitas, aku juga sudah menyiapakan segalanya dengan matang. Perasaanku bercampur aduk saat melihat mata Eunjung berkaca-kaca. Entah, mengapa aku takut jika Lim akan menolakku nanti. Akhirnya dengan mengambil nafas panjang dan berdoa berulang kali, aku beranikan diri untuk menyatakan perasaanku pada Lim.

“Eunjung-ah” ucapku sedikit malu

Ne. YA!! Kenapa kau memanggil namaku?” jawabnya yang kini berhadapan denganku dan hanya berjarak beberapa inci

Aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat, dia menurunkan pandangannya dariku. Aku mengangkat dagunya sambil memberinya senyuman termanisku malam itu. Tiba-tiba dia memelukku erat, bahkan tangisannya pecah saat aku membalas pelukannya erat.

Mianhae

Mwo? Waeyo

Mianhae.. Mianhae.. Mianhae

Kata itu berhasil membuatku bertanya-tanya apa maksud Eunjung.

“Eunjung-ah.. wae geure? Malharewa!!”

“Yunho-ya, percaya atau tidak. Kumohon padamu untuk menghentikan ini semua sebelum kita terlalu jauh dan akan semakin terluka.”

MWO? Bisa kau perjelas maksud semua ucapanmu?

“Aku menyayangimu, sangat menyayangimu. Bahkan, aku tulus mencintaimu. Tapi, mianhae jeongmal mianhae. Ini semua hanyalah tipuan magis dari ponsel ajaibku.” Jelasnya

Ne? Tipuan? Magis? Ponsel ajaib? Apa kau sedang meracau? Atau kau sedang sakit?”

“Berapa kali aku harus bilang. Ini semua hanya tipuan magis dari ponsel ajaibku. Sekarang lebih baik kita menjaga jarak, kita kembali ke awal dimana kita hanya tahu nama kita masing-masing. Kau tidak perlu khawatir, nanti sesampainya dirumah aku akan meminta supaya ingatanmu tentangku dan tentang kita selama dua bulan ini dihapus.”

Eunjung berlalu meninggalkanku yang masih terpaku mendengar semua penjelasannya yang tak masuk akal itu.

Yunho’s Pov end

Eunjung’s Pov

Aku berjalan menuju rumah, melewati jalanan yang masih cukup ramai. Namun, entah mengapa kakiku menuntunku menuju rumah kosong tempat aku menemukan ponsel ajaib itu. Secara tak sadar aku pun meneteskan air mata karena mengingat sikap bodohku yang meminta hal aneh pada ponsel itu.

Tiba-tiba dibalik tiang didepan rumah kosong itu ada seorang wanita, dia sedang menatapku dengan senyuman. Bahkan kini dia semakin mendekat padaku.

“Bukankah hidup itu rumit.” Ucapnya padaku

Ne? Eh, apa maksud ajjhuma? Mian aku tidak paham?”

“Hari ini sangat melelahkan bukan? Pulang dan cepatlah istirahat.”

Ajjhumanim, apa maksdu ucapanmu?”

“Apa kau tidak mengenali suaraku? Ah, kau tahu cara kerja ponsel itu bukan? Ponsel itu dapat mengabulkan semua permintaanmu bah…”

Aku memutus ucapannya dengan nada sedikit membentak. “Ajjhumanim apa kau penolongku? Iya, aku tahu ponsel itu dapat mengabulkan semua permintaanku. Tapi, tahukah kau ajjhumanim. Aku adalah orang yang bodoh di dunia ini.”

“Bodoh? Beruntung adalah kata yang lebih tepat. Ish, kau benar-benar tidak bersyukur rupanya.”

Mwo? Bersyukur? Apa yang harus kusyukuri? Apa karena aku telah mengorbankan perasaanku pada Yunho? Benar untuk itu huh?” jawabku masih dengan nada berteriak

Aigooo.. aku tidak tuli, aku bisa mendengarmu walau kau berbisik. Dengarkan aku baik-baik, apa kau pernah menonton film Aladin? Apa kau juga pernah menonton film Swan Lake? Menurutku kisahmu memiliki kesamaan dengan kisah kedua film itu.”

Ne? kesamaan? Sama-sama tidak bisa bersatu begitu?”

“Kau tidak pernah kecil yah? Aish, kedua kisah itu menceritakan bahwa perasaan suka, sayang, apalagi cinta. Tidak dapat diciptakan melalui kekuatan magis. Apa kau sudah mengerti, babo?” jelasnya sambil menggelelngkan kepalanya berulang kali.

Aku mengerti maksud ucapanya, belum sempat berterima kasih dia sudah menghilang dengan meninggalkan sebuah memo ‘Hey gadis bodoh. Apa kau tahu, bahwa ponsel itu ada masa tenggangnya. Dan besok adalah masa tenggangnya, sudah saatnya mendapat pemilik baru yang lebih pintar. Jadi tepat pukul 8 pagi ponsel itu akan hilang. Jadi jangan kuatir’ ‘NB : Penolongmu yang catik. Dan, jika kita bertemu lagi KUMOHON jangan memanggilku AJJHUMANIM. Aku masih sangat muda asal kau tahu’

Aku mendengus kecil setelah membaca isi memo itu.

-12 Desember-

Keesokkan harinya, seperti biasa aku berangkat ke Universitas dengan sepedaku. Dalam perjalanan aku berpikir untuk meminta maaf pada Yunho. Ternyata perasaannya tulus padaku bukan karena pengaruh magis ponsel ajaib itu.

Eunjung’s Pov end

Author’s Pov

Sesampainya dia Universitas, terlihat jelas bahwa Yunho sudah berdiri disebelah mobilnya menunggu kedatangan Eunjung. Eunjung segera memarkirkan sepedanya disebelah mobile Yunho.

Annyeong, YA!! Yeoja aneh, bagaimana tidurmu?”

Alis Eunjung seketika menyatu saat mendengar ucapan Yunho,

Yeoja aneh? Kenapa dia memanggilku yeoja aneh lagi.” Ucap Lim dalam hati

“Apa kau terkejut mendengar ucapanku? Euh… tahukah kau, menurutku aku lebih suka yeoja aneh daripada agashi atau Eunjung-ah. Dan, tentang ponsel ajaibmu itu? Aku tidak peduli dengan magis yang kau berikan padaku. Asal kau tahu aku mencintaimu sejak kita bertemu saat pendaftaran masuk mahasiswa Universitas Gwangju.”

MWO!! JEONGMAL!! Aigooo… aku benar-benar tertipu dengan sikap jahat dan cuekmu. Tidak mau tahu, kau harus membayar atas semua perlakuan jahatmu selama ini deng….”

“CHU~~{}”

Belum sempat melanjutkan kata-katanya, Lim sudah mendapat kecupan lembut dari Yunho.

“Untuk apa ciuman itu” ucap Eunjung dengan wajah yang merah padam

“Itu kado untukmu. Saengil Chukka Hamnida Chagi-ya

Mwo, Jeongmal? Hari ini tanggal dua belas? Omo, apa sekarang juga bulan desember?”

YA!! BABO. Apa kau lupa ulang tahunmu sendiri. Aish!!

“Kekeke, aku terlalu sering memikirkanmu jadi lupa ulang tahunku sendiri. Eung, tapi apa kau hanya memberiku kado sebuah ciuman.” Ucap Eunjung sambil menunjukan aegyonya

Seketika Yunho berjongkok sambil memegang tangan Eunjung. Dia memasangkan sebuah cincin kecil yang sangat manis di jari manis Eunjung.

Eotthe? Calon Ny. Yunho, maukah kau menunggu hingga 5 tahun. Dan, maukah kau menjadi yeoja anehku hanya untukku?”

Nde, I do. SARANGHAEYO.” Ujar Eunjung sambil sedikit meneteskan air mata.

Akhirnya Yunho dan Eunjung memulai kisah baru mereka sebagai pasangan kekasih, kali ini mereka saling percaya bahwa meskipun ada pepatah yang mengatakan ‘bahwa semua permintaan akan terkabul’ bagi mereka perasaan suka rasa sayang dan datangnya cinta adalah pengecualian dari kata pepatah itu.

-END-

Fiuuh, Akhirnya FF ini kelar juga >< karena ini FF pertamanya Nintiyas, Jadi dimohon dengan sangat amat dengan sungguh-sungguh(?) /okesip ini lebay -_-v/ tinggalkan komen yah ^^ biar Nin tahu letak kurangnya dimana~ mihihihi….

Keep Calm and Wait another FF from Nintiyas \m/

~Pyeong ^O^

4 thoughts on “Urideuri Love Story

Leave a Reply! Berikan Komentar, Kritik, Saran!